Bomber Kampung Melayu Gunakan Bahan Peledak Khas ISIS 'The Mother of Satan'

JAKARTA - Bukan tanpa alasan bom panci jenis pressure cooker di Kampung Melayu, Rabu (24/5/2017) membuat tubuh pelaku, Ahmad Syukri, tercerah-berai.

Bahkan kepala pelaku terlepas dan terpental sejauh 15-20 meter ke dalam halte TransJakarta.
Selain karena tekanan tinggi dari dalam panci jenis pressure cooker, rupanya pelaku menggunakan bahan peledak mematikan dengan sensitifitas tinggi, yakni triacetone triperoxide (TATP).

BACA JUGA ; 

Kisah Tim Jaguar dan Anggota Geng Motor yang Pakai Jimat



Bahan peledak ini dijuluki "The Mother of Satan".

"Serbuk TATP ini gampang dibuat, salah satu bahannya acetone, yakni dari tinner atau cairan untuk bersihkan kuku atau kutek," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat memaparkan hasil pemeriksaan Labfor Polri terhadap temuan sisa bahan peledak pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu.

Menurutnya, jika bahan tersebut dipakai, lalu dicampur bahan lain akan menghasilkan serbuk putih.

"Bahan ini sangat berbahaya, karena TATP dikenal dengan ketidakstabilan atau disebut 'The Mother of Satan' atau ibunya setan-setan," katanya.

Bahan ini bisa meledak cukup dengan panas atau guncangan.
"Beda dengan TNT atau dinamit, yang harus diledakkan dengan detonator," sambungnya.

Bahan peledak TATP sendiri merupakan ciri khas atau signature kelompok ISIS yang sering digunakan dalam serangan bom di Irak dan Suriah, termasuk serangan di Paris beberapa waktu lalu.

Menurut Tito, dua pelaku bom bunuh diri di sekitar halte TransJakarta Terminal Kampung Melayu, Rabu (24/5/2017) malam lalu, dilakukan Ichwan Nurul Salam (31) dan Ahmad Syukri (31).

Keduanya merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah (mundiriyah) Bandung Raya.
 
Kelompok tersebut telah berbaiat dengan kelompok ISIS.
Ledakan pertama dilakukan Ichwan dengan bom panci yang dibawanya dengan ransel di samping toilet.

Ledakan pertama terbilang kecil karena bertujuan untuk memancing kerumunan massa, termasuk polisi.

Akibat ledakan itu beberapa polisi dan warga terluka.
Sementara pelaku mengalami kerusakan pada bagian belakang tubuhnya.
Selang 4-5 menit kemudian, pelaku kedua, Syukri, mendatangi kerumunan polisi dan warga yang melakukan evakuasi.

Lantas, dia melakukan peledakan kedua dengan daya ledak lebih besar atau secondary blast dengan bom panci yang dibawanya dengan ransel.

Di dalam bom panci jenis pressure cooker, pelaku mencampurkan bahan peledak TATP dengan material shrapnel (benda berbahan logam keras dan kecil), seperti gotri, mur, dan gunting kecil yang dilepas gagangnya.
Material tersebut untuk efek penghancur dan akan terdorong kuat bak peluru dari selongsong senjata api saat TATP meledak.

"Jadi, kita lihat ledakan ini memiliki efek bakar, efek getar, terlihat banyak korban sulit mendengar, dan efek menghancurkan akibat dari shrapnel tadi," jelas Tito.

Dari peristiwa di Kampung Melayu, Tito meyakini kelompok JAD Bandung Raya terbilang berhasil dalam meracik dan melakukan peledakan dengan bahan TATP.
Sebab, dari penggerebekan Densus 88 di Jawa Timur dan Alam Sutra Tangerang beberapa waktu lalu, kelompok tersebut masih pada tahap coba-coba dan belum sempurna dalam meracik bahan peledak TATP.

BACA JUGA ;

Hampir 100 Orang Tewas Dalam Pertempuran Tentara Filipina Melawan ISIS di Marawi



Meski demikian, Tito memastikan anggotanya akan melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap siapapun yang terlibat dalam serangan di Kampung Melayu.

"Siapapun yang bertanggung jawab, kami akan tangkap," ucapnya.

Tidak ada komentar